nurmantika.com
Sunday, August 02, 2009
  [Humor Suroboyoan]
Ndlahom

Muntiyadi bingung nggoleki bojone. Mari munyer-munyer sepedaan, akhire ketemu.
Muntiyadi kuaget, tibake Romlah lagi ndhodhok ndhik tengah lapangan, waduh sempel wong iki pikire.

Seko pinggir embong Muntiyadi mbengoki bojone.

"Ooooiii !!! Laopo kon ndhik kono dik" jare Muntiyadi ambek bengok-bengok.

"Lho sampeyan gak kethok tah, aku lagi numpak perahu nang tengah segoro" jare Romlah.

"Waduh dik, mulakno wong ngarani awakmu ndlahom, wong kelakuanmu pancene koyok ngono. Ayok ndhang mulih, ojok ngisin-ngisini aku" jare Muntiyadi emosi.

"Gak gelem aku cak, wong aku lagi enak-enak golek iwak " jare Romlah.

"Mulih tah gak !!!" jare Muntiyadi muntap.

"Gak gelem!! " jare Romlah.

"Tak gibheng lho yo !!!" jare Muntiyadi.

"Rinio lho lek wani !!" jare Romlah.

"Oo... saking ae aku gak isok renang"
 
  [Humor Suroboyoan] Pelabuhan
Muntiyadi oleh tugas jogo nang pelabuhan Tanjung Perak mulai isuk sampek sore.

Isuk-isuk kiro-kiro jam enem, Muntiyadi pethuk ambek Togog numpak sepeda gunung metu seko pelabuhan.

Muntiyadi curiga soale, sepedane Togog digandoli glangsing guedhe loro kiwo tengen.

Isine pasti sabu-sabu, utowo putaw pikire Muntiyadi.

Mergo curiga, Togog dicegat terus digeledah kuabeh mulai klambi, kathok sampek kampes.

Mari ngono isi glangsinge yo disuntek pisan, tibake isine mek pasir thok. Gak onok nakobar blas.

"Kon laopo sepedaan nang kene ?" takok Muntiyadi.

"Ngene lho pak, aku iki seneng olahraga nang pinggit laut, angine enak." jare Togog.

"Lho laopo sepedamu apik-apik athik kon gandholi pasir ?" takok Muntiyadi.

"Sepedaku iki enteng pak, cik rodhok abhot sithik yo tak gandholi pasir iki." jare Togog maneh.

Pikire Muntiyadi yo masuk akal penjelasane Togog iki. Mari KTPne diperikso, akhire Togog diculno.

Sisuke, Muntiyadi pethuk Togog sepedaan maneh.

Mergo sik curiga, Togog diperikso maneh koyok wingi.

Akhire pancen gak onok opo-opo, isine glangsing cumak pasir thok, Togog terus diculno maneh.

Kiro-kiro wis seminggu, Muntiyadi mulai bosen merikso Togog.

Dhadhi lek pethuk ben isuk mek manthuk thok, laopo diperikso maneh wong mek pasir.

Selama telung taun akhire ben isuk Muntiyadi pethuk ambek Togog numpak sepedaan.

Arek loro iku malih dhadhi konco apik, kadang-kadang Togog ditraktir ngopi lek isuk.

Mari ngono Muntiyadi dipindah tugase mbalik nang markas besar, gak tau pethuk ambek Togog maneh.

Suatu hari, pas Muntiyadi mangan nang restoran, dhadhak pethuk Togog maneh.

Tibake Togog iku sugih, montore sedan anyar.

Bareng kethok onok Muntiyadi, genti Togog sing nraktir.

Ambek mangan, arek loro iku ngobrol.

"Gog, terus terang ae sakjane aku iki sik curiga ambek awakmu. Aku yakin sakjane awakmu iki penyelundup, gak mungkin awakmu isok sugih koyok ngene.

Saking ae aku gak isok nemokno barang bukti. Lha saiki aku wis gak jogo nang kono, wis tah awakmu ngaku ae ojok khawatir, selama telung taun wingi sakjane awakmu iku nyelundupno opo?." takok Muntiyadi penasaran.

"Sepeda . . ."
 
Tuesday, December 20, 2005
  Photobucket
This is a test post from Photobucket.com
 
Sunday, November 27, 2005
  tentang CINTA lagi....
Cinta itu itu suatu hal yang mengesankan dan 'harus dipertahankan' jika memang sudah sepadan. Seperti kata-kata berikut :

"cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan.....yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya... adalah irreversible......"

Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintaimu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang........... Begitu juga dalam cinta: engkau yang mencari, dan yang lain akan menanti......

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta.... mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan engkau sakit dan menderita..... tapi jika engkau tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya engkau akan menangis.......jauh lebih pedih...karena saat itu menyadari bahwa engkau tidak pernah memberi....cinta itu sebuah jalan.

Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah
komitmen....Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja...... Cinta tak harus berakhir bahagia.....karena cinta tidak harus berakhir..... Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan.... dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran......... melainkan dari HATI.

Ketika engkau mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika engkau demikian, engkau bukan mencintai, melainkan.....investasi. Jika engkau mencintai, engkau harus siap untuk menerima penderitaan. Karena jika engkau mengharap kebahagiaan, engkau bukan mencintai, melainkan.... memanfaatkan.

Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang engkau cintai daripada kehilangan seseorang yang engkau cintai, karena egomu yang tak berguna itu........ Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti, cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya........

Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu.....Sehingga engkau akan menjadi utuh kembali.....

Ada sebuah kata mutiara yang pernah aku dengar dalam sebuah FTV, "hidup akan terasa singkat bila dijalani dengan orang yang tidak tepat", dan, "hidup akan lebih bermakna untuk menunggu seseorang yang kita cintai, daripada dihabiskan dengan orang-orang yang hanya mengisi kehidupan kita dengan kenikmatan sesaat".

So.....berjuanglah hingga dapat cinta sejati, OK!!!!!
 
Friday, November 25, 2005
  The Story : mawar & cemara
Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata : "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat." Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.

Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.

Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang
dengan pohon cemara. Salju berkata; "Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan."

Demikianlah pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah malam pada musim dingin. Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa dan pikiran, kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki d
an fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat.

Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata :
"Menengadah ke langit dan membuang ludah." dan "Menabur debu dengan angin yang berlawanan."

Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan da
n celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi. Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya. Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan sabar.

Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran, dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

 
Sunday, November 20, 2005
  The story : emas dan sang Raja
lkisah hiduplah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik. Ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilahkan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka. Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu maka sulit sekali dibedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat.

Namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi. Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja di kebun raja. Juga bila mereka merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama di antara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya, "Apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?"

Jawab orang itu, "Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu."

Lalu tanya prajurit itu lagi, "Seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu di antara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya, sedangkan waktumu sangat terbatas?"

Jawab orang itu lagi, "Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada di tanganku begitu waktuku habis."

Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan. Melihat perangainya ia adalah seorang yang kaya. Bertanyalah prajurit itu kepadanya, "hai orang kaya, apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?"

Jawab orang kaya itu, "Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah kekayaanku."

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu, "Mengapa engkau diam di sini? Tidakkah engkau memilih emas-emas itu? Atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?"

Mendengar perkataan prajurit, orang ini hanya diam saja, maka prajurit itu bertanya lagi, "Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?"

Orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia mendekat lagi.

"Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?"

Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab, "Tuan, saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuninganpun saya juga tidak tahu."

"Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu?", tanya prajurit itu lagi.

"Tuan, emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting," jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran, "Mengapa bisa begitu?"

"Bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas."

Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya, "Lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah saya ambil."

"Tidakkah engkau dapat mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi.

"Saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini dengan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas murni."

Tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan mereka. Lalu raja keluar dan berdiri di tempat yang tertinggi sambil berkata, "Wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun boleh menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal di atas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja."

Kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi di hadapan, raja ingin memberitahu tentang satu hal, "Dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk dating kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang dating kepadaku untuk menanyakannya"

Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya, dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

Kisah diatas dapat direfleksikan dalam mencari pasangan hidup:
Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar (setengah hari untuk memilih). Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Allah jadi berdoalah untuk berkomunikasi dengan-Nya tentang pasangan anda.

Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan). Mungkin pertama kali anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat, ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Di luar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu kalau kita melepaskannya kita akan mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini anda merasatelah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara obyektif siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati anda bersamanya.

Begitu anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum anda menikah itu lebih baik, dengan demikian anda tidak merasa shock setelah menikah. Tinggal bagaimana anda menerimanya, anda mampu menerimanya atau tidak, anda mengusahakan perubahannya atau tidak, "cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta anda. Justru jika dalam tahap ini anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan anda (tidak pernah bertengkar mungkin), anda malah harus berhati-hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan anda. Yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan), dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan anda. Jika ini terjadi berarti anda egois, sama halnya dengan orang kaya diatas, dan dengan demikian anda tidak pernah merasa puas dengan diri pasangan anda, maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan anda sendiri, jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.

Jadi percayalah kalau Allah pasti akan memperhatikan anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi? Ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah ia karena sekali lagi itulah pilihan anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan setelah itu anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas anda, jadi peliharalah pasangan anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Tuhan berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan anda komunikasikanlah dengan Allah, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia.
 
Saturday, November 19, 2005
  pantaskah berharap SURGA??
Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah? Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman? Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah? Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak? Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri? Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah? Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka?
 
Tuesday, October 18, 2005
  antara suka, sayang & cinta
*Saat kau MENYUKAI seseorang,kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
*Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
*Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

*Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
*Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di
sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
*Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...

*SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."
*SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
*CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."

*SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."
*SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan
melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
*CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan
berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."

*Pada saat orang yang kau SUKA
menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
*Pada saat orang yang kau SAYANG
menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
*Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu,
kau akan berkata,"Tak apa dia hanya tak tahu apa yang dia lakukan."

*Pada saat kau SUKA padanya, kau akan
MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
*Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
*Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...

*SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu
menguntungkan.
*SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
*CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimanapun keadaannya.

*SUKA adalah hal yang menuntut.

*SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
*CINTA adalah hal yang memberi dengan rela

 
welcome to my page, I hope you'll interested with my article, my opinion or everything that i have been written here. Don't forget to give your opinion below. Last, thanx for your come in.

My Photo
Name:
Location: Ponorogo, East Java, Indonesia

Seperti PISCES pada umumnya.... imaginative & sensitive, compassionate & kind, selfless & unwordly, intuitive & sympathetic

Archives
October 2005 / November 2005 / December 2005 / August 2009 /


Powered by Blogger

Subscribe to
Posts [Atom]